- Beranda
- Kabar Aktual
- Kabar Rakyat
- Politik
- Era Muslim
- Internasional
- Opini
- Tokoh
- Hasan Tiro
- Tgk Abdul Jalil Cot Plieng
- Daud Beureeueh
- Teuku Nyak Arief
- Abuya Muda Wali Al-Khalidy
- Teuku Umar
- Palinglima Polem
- Teuku Cik Ditiro
- Sunan Gresik dan Ampel
- Sunan Giri, Kalijaga Dan Sunan Muria
- Sunan Bonang, Gunung Jati, Kudus dan Sunan Drajat
- M.Yamin
- Buya Hamkia
- Soekarno
- W.R Supratman
- Ahmad Yani
- Wong Fei Hung
- Hasan Tiro
- TV Online
- Games
- Bukan Teladan
Khairul Ghazali Siap Dialog Dengan Ustadz Aman Addurrahman
_
Saat menjadi pembicara bedah buku “Mereka Bukan Thaghut” yang diselenggarakan di Hotel Sahid, Sabtu (17/12), Abu Rusydan menyayangkan ada beberapa kata tidak baik dari sang penulis, Khairul Ghazali untuk menyerang pemikiran Ustadz Aman Abdurrahman.
“Kita sepakat bahwa pilar dalam menulis adalah beradab dan komunikatif. Saya lihat di buku ini ada kata-kata tidak baik kepada Ustadz Aman. Bahkan di softcopy-nya, bahasanya lebih tidak komunikatif,” katanya.
Sebagai sebuah buku, kata Abu Rusydan, harusnya Khairul lebih menitikberatkan pada argumen yang rasional dan logis. “Kita tidak menunjuk mana yang lebih pintar diantara kita,” tandasnya yang mengakui mengganggap Ustadz Khairul dan Ustadz Aman sebagai kedua saudara, meski secara pemikiran ia lebih merasa dekat dengan Ustadz Aman.
Ustadz Aman sendiri adalah ulama tauhid yang banyak dijadikan tempat menuntut ilmu dan bertanya oleh umat. Kini beliau mendekam dipenjara setelah didakwa dalam kasus pelatihan bersenjata di Aceh dan divonis hukuman sembilan tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 20 Desember 2010. Mubaligh itu dituduh membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2009 lalu.
Terkait buku-buku Ustadz Aman sendiri, Abu Rusydan menyatakan banyak orang yang salah faham dalam melihat tulisan Ustadz Aman Abddurahman. “Tulisan-tulisan Ustadz Aman memang banyak yang bersifat takfir mutlak, tapi Ustadz Aman tidak pernah menyebut si fulan dan si fulan kafir,” katanya.
Seharusnya, jelas Abu Rusdan, berbagai proses komunikasi bisa ditempuh oleh berbagai pihak yang berbeda pemahaman soal thagut.“ Lakukan komunikasi terus, lama-lama juga ketemu,” katanya.
Kepada wartawan, Khairul mengaku selama ini tidak berinteraksi langsung dengan Ustadz Aman, namun ia hanya membaca beberapa artikel dari penulis buku ‘Kalau Bukan Tauhid Apalagi?’ tersebut. Namun Khairul menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan Ustadz Aman, “Oh bisa didialogkan, tidak jadi masalah (dialog dengan ustadz Aman).” (Pz)
Sumber : http://www.eramuslim.com
Saat menjadi pembicara bedah buku “Mereka Bukan Thaghut” yang diselenggarakan di Hotel Sahid, Sabtu (17/12), Abu Rusydan menyayangkan ada beberapa kata tidak baik dari sang penulis, Khairul Ghazali untuk menyerang pemikiran Ustadz Aman Abdurrahman.
“Kita sepakat bahwa pilar dalam menulis adalah beradab dan komunikatif. Saya lihat di buku ini ada kata-kata tidak baik kepada Ustadz Aman. Bahkan di softcopy-nya, bahasanya lebih tidak komunikatif,” katanya.
Sebagai sebuah buku, kata Abu Rusydan, harusnya Khairul lebih menitikberatkan pada argumen yang rasional dan logis. “Kita tidak menunjuk mana yang lebih pintar diantara kita,” tandasnya yang mengakui mengganggap Ustadz Khairul dan Ustadz Aman sebagai kedua saudara, meski secara pemikiran ia lebih merasa dekat dengan Ustadz Aman.
Ustadz Aman sendiri adalah ulama tauhid yang banyak dijadikan tempat menuntut ilmu dan bertanya oleh umat. Kini beliau mendekam dipenjara setelah didakwa dalam kasus pelatihan bersenjata di Aceh dan divonis hukuman sembilan tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 20 Desember 2010. Mubaligh itu dituduh membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2009 lalu.
Terkait buku-buku Ustadz Aman sendiri, Abu Rusydan menyatakan banyak orang yang salah faham dalam melihat tulisan Ustadz Aman Abddurahman. “Tulisan-tulisan Ustadz Aman memang banyak yang bersifat takfir mutlak, tapi Ustadz Aman tidak pernah menyebut si fulan dan si fulan kafir,” katanya.
Seharusnya, jelas Abu Rusdan, berbagai proses komunikasi bisa ditempuh oleh berbagai pihak yang berbeda pemahaman soal thagut.“ Lakukan komunikasi terus, lama-lama juga ketemu,” katanya.
Kepada wartawan, Khairul mengaku selama ini tidak berinteraksi langsung dengan Ustadz Aman, namun ia hanya membaca beberapa artikel dari penulis buku ‘Kalau Bukan Tauhid Apalagi?’ tersebut. Namun Khairul menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan Ustadz Aman, “Oh bisa didialogkan, tidak jadi masalah (dialog dengan ustadz Aman).” (Pz)
Sumber : http://www.eramuslim.com
Band Rancid Prihatin dengan Kejadian yang Dialami Punker Aceh
Jakarta - Lebih dari 50 anak punk digunduli polisi syariah di Nangroe Aceh Darussalam usai menonton konser. Ternyata, berita tersebut sampai ke band punk rock asal Amerika Serikat, Rancid. Bagaimana tanggapan mereka?
Band yang terbentuk sejak 1991 silam itu prihatin atas kejadian tersebut. Lewat akun Twitter-nya, Rancid menyampaikan simpati.
"We hate what's going on with our punk brothers and sisters in Indonesia. Rancid's got your back!" tulis band pelantun 'Ruby Soho' itu.
Sebanyak 59 pemuda laki-laki dan 5 pemudi ditangkap polisi syariah. Para pemuda digunduli dan para pemudi dipotong pendek rambutnya. Mereka kemudian disuruh untuk mandi di danau, lantas berganti pakaian dan salat.
Kejadian tersebut juga mendapat sorotan dari media-media luar negeri seperti New York Daily, The Telegraph, Washington Post, Daily Mail, Sydney Morning Herald, CBS News dan sebagainya.
Mereka rata-rata menulis bahwa penangkapan dan penggundulan anak punk tersebut yang dinilai melanggar HAM.
sumber : http://hot.detik.com
Band yang terbentuk sejak 1991 silam itu prihatin atas kejadian tersebut. Lewat akun Twitter-nya, Rancid menyampaikan simpati.
"We hate what's going on with our punk brothers and sisters in Indonesia. Rancid's got your back!" tulis band pelantun 'Ruby Soho' itu.
Sebanyak 59 pemuda laki-laki dan 5 pemudi ditangkap polisi syariah. Para pemuda digunduli dan para pemudi dipotong pendek rambutnya. Mereka kemudian disuruh untuk mandi di danau, lantas berganti pakaian dan salat.
Kejadian tersebut juga mendapat sorotan dari media-media luar negeri seperti New York Daily, The Telegraph, Washington Post, Daily Mail, Sydney Morning Herald, CBS News dan sebagainya.
Mereka rata-rata menulis bahwa penangkapan dan penggundulan anak punk tersebut yang dinilai melanggar HAM.
sumber : http://hot.detik.com
Petir Menyambar Tujuh Rumah di Ciamis
Hujan deras disertai petir mengguyur kawasan Ciamis, Jawa Barat pukul 16.00 WIB. Petir menyambar pemukiman warga di jalan bakti karya ciamis. Salah satu rumah Milik keluarga besar mantan Wali Kota Banjar Suyazid (alm) pun terkena sambaran petir, diperkirkan tujuh rumah kena sambaran petir ganas tersebut, dan juga di antarnya rumah yang terkena sambaran petir mangalami kerugian disebabkan Sejumlah barang-barang elektronik milik mereka rusak termasuk juga instalasi di rumah yang kena sambar petir. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.
“Namun sampai jam 20.00 malam ini listrik belum hidup, masih gelap gulita. Di rumah jadi gelap-gelapan,” ujar Irna Kostaman kepada Tribun, Jumat (4/3/2011).
Petir yang menyambar rumah penduduk tersebut sempat mengeluarkan api di atap rumah korban, namun tidak menyebabkan kebakaran di karnakan arus listrik cepat padam. sambaran petir hanya merusakkan barang elektronik diantaranya TV, Kulkas, Komputer, Dll.
Sumber Referensi: Tribunnews.com - Sabtu, 5 Maret 2011
“Namun sampai jam 20.00 malam ini listrik belum hidup, masih gelap gulita. Di rumah jadi gelap-gelapan,” ujar Irna Kostaman kepada Tribun, Jumat (4/3/2011).
Petir yang menyambar rumah penduduk tersebut sempat mengeluarkan api di atap rumah korban, namun tidak menyebabkan kebakaran di karnakan arus listrik cepat padam. sambaran petir hanya merusakkan barang elektronik diantaranya TV, Kulkas, Komputer, Dll.
Sumber Referensi: Tribunnews.com - Sabtu, 5 Maret 2011