- Beranda
- Kabar Aktual
- Kabar Rakyat
- Politik
- Era Muslim
- Internasional
- Opini
- Tokoh
- Hasan Tiro
- Tgk Abdul Jalil Cot Plieng
- Daud Beureeueh
- Teuku Nyak Arief
- Abuya Muda Wali Al-Khalidy
- Teuku Umar
- Palinglima Polem
- Teuku Cik Ditiro
- Sunan Gresik dan Ampel
- Sunan Giri, Kalijaga Dan Sunan Muria
- Sunan Bonang, Gunung Jati, Kudus dan Sunan Drajat
- M.Yamin
- Buya Hamkia
- Soekarno
- W.R Supratman
- Ahmad Yani
- Wong Fei Hung
- Hasan Tiro
- TV Online
- Games
- Bukan Teladan
Iran Kutuk Bom Damaskus
Minggu, 8 Januari 2012 00:20 WIB
Metrotvnews.com, Teheran: Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk operasi teroris di Damaskus yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 63 lainnya cedera. Negeri para mullah pun menyampaikan belasungkawa buat pemerintah dan rakyat Suriah.
"Pemerintah dan rakyat Suriah bersatu padu, sangat waspada sehingga akan mengecewakan sumbu Zionis-Amerika yang memiliki rencana memprovokasi perang sipil, dan separatisme di kawasan ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, Sabtu (7/1).
Menurut laman jejaring sosial Almanar, Lebanon, Kantor Hubungan Media Hizbullah juga mengutuk kejahatan teroris dan menganggap AS tengah "bermain". Itu dilakukan buat menutupi kekalahan AS yang ditampakkan dalam penarikan pasukannya dari Irak, dan kekalahan di Afghanistan barat.
Kementerian Luar Negeri Rusia dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dalam laporan terpisah mengutuk operasi teroris pada Jumat di Suriah itu. Ratusan pengunjuk rasa Suriah juga berkumpul di tempat kejadian, menyerukan eksekusi bagi teroris yang berada di belakang ledakan.
Para pemantau Liga Arab juga hadir di tempat kejadian ledakan untuk menyelidiki masalah ini. Orang-orang Suriah, berbicara kepada wartawan IRNA di lokasi kejadian mengatakan mereka percaya bahwa unsur-unsur rezim Zionis berada di balik semua kegiatan teroris di dalam negeri.
Sejumlah warga Suriah berkumpul di tempat ledakan dan meneriakkan slogan-slogan mendukung pemerintah Bashar Assad.
Sekitar 26 orang tewas dan 63 lainnya terluka dalam ledakan teroris yang ditargetkan pada bus polisi Suriah pada Jumat, kata pernyataan resmi yang disiarkan oleh Menteri Dalam Negeri Mayor Jenderal Mohammad Ibrahim al-Shaar, Jumat malam.
Pernyataan mencatat bahwa salah satu bagian tubuh manusia yang tersisa di tempat kejadian diyakini sebagai bagian dari mayat pelaku pembom bunuh diri. Meskipun hampir 10 bulan kerusuhan yang dikipas AS di Suriah, Damaskus dalam situasi relatif tenang, namun kekerasan di ibu kota telah meningkat.
Pada 23 Desember, menurut pihak berwenang Suriah, dua pembom mobil meledakkan diri di luar kompleks badan intelijen negara yang dijaga ketat, menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai 166 lainnya.
Televisi negara mengatakan jaringan Al Qaida kemungkinan disalahkan atas ledakan-ledakan itu.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret dengan serangan-serangan terorganisasi baik oleh geng-geng bersenjata terhadap pasukan polisi dan penjaga perbatasan Suriah yang dilaporkan di seluruh negeri.
Ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas, ketika beberapa aksi protes berubah menjadi bentrokan bersenjata. Pemerintah menyalahkan para pelanggar hukum, sabotase, dan kelompok teroris bersenjata atas kematian itu, dan menekankan bahwa kerusuhan sedang diatur dari luar negeri.
Pada Oktober, ketenangan akhirnya dipulihkan di negara Arab itu setelah Presiden Bashar al-Assad memulai prakarsa reformasi di negara ini, tetapi AS dan rezim Zionis bisa memicu beberapa kerusuhan baru di bagian-bagian tertentu negara itu.(Ant/ICH)
Sumber: http://www.metrotvnews.com
Metrotvnews.com, Teheran: Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk operasi teroris di Damaskus yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 63 lainnya cedera. Negeri para mullah pun menyampaikan belasungkawa buat pemerintah dan rakyat Suriah.
"Pemerintah dan rakyat Suriah bersatu padu, sangat waspada sehingga akan mengecewakan sumbu Zionis-Amerika yang memiliki rencana memprovokasi perang sipil, dan separatisme di kawasan ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, Sabtu (7/1).
Menurut laman jejaring sosial Almanar, Lebanon, Kantor Hubungan Media Hizbullah juga mengutuk kejahatan teroris dan menganggap AS tengah "bermain". Itu dilakukan buat menutupi kekalahan AS yang ditampakkan dalam penarikan pasukannya dari Irak, dan kekalahan di Afghanistan barat.
Kementerian Luar Negeri Rusia dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dalam laporan terpisah mengutuk operasi teroris pada Jumat di Suriah itu. Ratusan pengunjuk rasa Suriah juga berkumpul di tempat kejadian, menyerukan eksekusi bagi teroris yang berada di belakang ledakan.
Para pemantau Liga Arab juga hadir di tempat kejadian ledakan untuk menyelidiki masalah ini. Orang-orang Suriah, berbicara kepada wartawan IRNA di lokasi kejadian mengatakan mereka percaya bahwa unsur-unsur rezim Zionis berada di balik semua kegiatan teroris di dalam negeri.
Sejumlah warga Suriah berkumpul di tempat ledakan dan meneriakkan slogan-slogan mendukung pemerintah Bashar Assad.
Sekitar 26 orang tewas dan 63 lainnya terluka dalam ledakan teroris yang ditargetkan pada bus polisi Suriah pada Jumat, kata pernyataan resmi yang disiarkan oleh Menteri Dalam Negeri Mayor Jenderal Mohammad Ibrahim al-Shaar, Jumat malam.
Pernyataan mencatat bahwa salah satu bagian tubuh manusia yang tersisa di tempat kejadian diyakini sebagai bagian dari mayat pelaku pembom bunuh diri. Meskipun hampir 10 bulan kerusuhan yang dikipas AS di Suriah, Damaskus dalam situasi relatif tenang, namun kekerasan di ibu kota telah meningkat.
Pada 23 Desember, menurut pihak berwenang Suriah, dua pembom mobil meledakkan diri di luar kompleks badan intelijen negara yang dijaga ketat, menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai 166 lainnya.
Televisi negara mengatakan jaringan Al Qaida kemungkinan disalahkan atas ledakan-ledakan itu.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret dengan serangan-serangan terorganisasi baik oleh geng-geng bersenjata terhadap pasukan polisi dan penjaga perbatasan Suriah yang dilaporkan di seluruh negeri.
Ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas, ketika beberapa aksi protes berubah menjadi bentrokan bersenjata. Pemerintah menyalahkan para pelanggar hukum, sabotase, dan kelompok teroris bersenjata atas kematian itu, dan menekankan bahwa kerusuhan sedang diatur dari luar negeri.
Pada Oktober, ketenangan akhirnya dipulihkan di negara Arab itu setelah Presiden Bashar al-Assad memulai prakarsa reformasi di negara ini, tetapi AS dan rezim Zionis bisa memicu beberapa kerusuhan baru di bagian-bagian tertentu negara itu.(Ant/ICH)
Sumber: http://www.metrotvnews.com